Wednesday, March 28, 2012

Vitamin E dosis tinggi mencegah DM





Dr. dr. Barita Sitompul, SpJP(K). Sejak lama kita percaya bahwa penggunaan vitamin secara berlebihan tidak ada gunanya, bahkan bisa menimbulkan efek sampingan tertentu. Betulkah begitu? Ternyata tidak, bahkan, mengkonsumsi vitamin E dosis tinggi sejak dini sangat bermabfaat mencegah diabetes melitus (DM).
Demikian terungkap dari penelitian Dr. dr. Barita Sitompul, SpJP(K) selama empat tahun. Penelitian itu akhirnya memberikan gelar doktor dengan judicium cum laude dari FKUI.

Dirumahnya, jalan Teuku Cik Ditiro, Menteng, yang sekaligus menjadi tempat praktiknya, Barita menemui Ethical Digest dengan tangan terebuka meski masi terkesan lelah, setelah sehari sebelumnya (28 April 2004) ia mempertahankan disertasinya yang berjudul “pengaruh pemberian vitamin E terhadap fungsi endotel aorta tikus diabetes”.

Ada sesuatu yang unik tentang pria kelahiran Jakarta ini. Berawal dari hibinya mengutak-utik mesin, ia merancang sendiri ruang prakteknya agar lantai tempat pasien berdiri dapat naik dan turun sendiri dengan sistem hidrolik. “Ini saya buat untuk memudahkan pasien, sehingga mereka tidak perlu merendahkan badan atau merasa pendek ketika akan dirontgen,” ujar kakek bercucu satu ini. Keterampilannya ini juga telah membantunya dalam melakukan penelitian yang memakan waktu dua tahun.
“Seperti kata rekan doktor lain memang ini suatu perjuangan yang berat. Akhirnya, saya bisa menuntaskan penelitian yang sempat terhenti selama sembilan bulan,” katanya mengenang perjuangan yang berat untuk menyelesaikan penelitiannya. Bagaimana tidak, penelitian yang telah memakan banyak waktu dan biaya itu hampir saja putus di tengah jalan. Untungnya, sebagaimana diakuinya, ia mendapat hidayah dari Tuhan Yang Maha Kuasa untuk menyelesaikan penelitian itu.

Barita memulai profesinya sebagai spesialis jantung pada 1978 di Ruang Cardiac Emergency RSCM, kemudian bertugas di ICCU sejak 1980 sampai sekarang. Berdasarkan pengalamannya selama 26 tahun diketahui bahwa pasien DM adalah pasien yang suka “menipu”. Dalam arti, sakit jantungnya kelihatan sama beratnya, tetapi perjalanan penyakitnya lebih buruk dan komplikasinya banyak. Penelitian para ahli menyatakan penderita DM memiliki gangguan pembuluh darah yang lebih buruk.

Menurut barita, ada sebuah penelitian di Belanda yang mengungkapkan bahwa walaupun secara klinis tidak memenuhi kriteria diabetes, kadar gula yang tinggi yang dimiliki orang sudah merupakan faktor penyebab kematian yang menonjol, bahkan meskipun belum mencapai taraf diabetes.
Setelah diketahui bahwa antioksidan sangat bermanfaat bagi penderita DM, terlebih lagi setelah dikeluarkan penelitian Keegan, doktor beranak dua ini terinspirasi untuk meneliti manfaat vitamin E pada penderita diabetes.

Keegan menyebutkan bahwa setelah diamati selama 8 minggu, pemberian glukosa dengan kadar tinggi dan vitamin E dengan dosis 1.000 mg pada tikus ternyata memberikan hasil jauh lebih bagus daripada yang tidak diberi vitamin E.

Kemudian pada tahun 2000, dipublikasikan hasil penelitian Cynar yang menggunakan cara yang sama dengan Keegan, namun waktunya diperpanjang sampai 12 minggu.

Gagasan penelitian yang dilakukan Cynar itu sebenarnya sudah ada dalam benak Barita sejak 1998. Setelah membaca dengan cermat hasil penelitian itu, timbul pertanyaan dalam dirinya: bagaimana jika vitamin E diberikan dengan dosis 500 mg atau 250 mg. Keegan dan Cynar memberikan pada awal diabetes, bagaimana jika vitamin E diberikan setelah 4 atau 5 minggu dan bagaimana jika diberikan setelah endotelial sudah rusak.

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan itulah suami dari Dwi Rekiretno, SE, Akt menggulingkan penelitiannya. Ia sudah menggunakan berbagai macam objek penelitian, dari monyet sampai tikus. Ketika menggunakan monyet fokus penelitiannya pada ekspresi ICAM (Intracelullar Adhesion Molecule) dan VACM (Vascular Cell Adhesion Molecule) pada monyet yang diberikan vitamin E. Meskipun, penelitian itu dapat dikatakan berhasil, hewan-hewan itu mengalami komplikasi, yaitu ketosis (ketoasidosia).

Pengalaman yang unik dan tak pernah terlupakan saat di IPB Bogor ialah bagaimana ia harus menolong monyet-monyet yang sudah sekarat itu dengan protokol ketoasidosis untuk manusia.

Hal itu sangat berkesan karena belum ada protokol ketoasidosis untuk kera.

Lalu kemana ia sebagai kardiologist harus konsul? Syukur alhamdulillah dengan berbagai modifikasi dosis insulin dan rehidrasi banyak monyet yang dapat diselamatkan.

Selain itu masalah lainnya adalah monyet sulit diatur dan nakal, suka mencakar dan menggigit, sehingga untuk mengambil darahnya saja ia dan rekannya harus banyak memutar otak. Karena tidak punya kandang jepit, perhatian monyet harus dialihkan, lalu ekor monyet ditarik kuat-kuat dan segera disuntik ketalar agar sang kera kehilangan kesadaran. Baru setelah itu dapat dilakukan penimbangan, rekaman EKG dan lainnya. Persoalan lainnya, monyet dianggap sebagai binatang langka dan dilindungi sehingga ia menghentikan penelitian tersebut.

Setelah gagal dengan monyet, Barita tertarik menggunakan tikus sebagai objek penelitian. Ia kemudian mengamati ICAM dan VCAM tikus diabetes yang diberikan vitamin E. Kendatipun pengalamannya menggunakan tikus sebagai objek penelitian masih nol, ia bertekad melatih tangannya membelah dan memisahkan organ-organ dalam tikus untuk kemudian dimasukkan ke dalam nitrogen cair.

Mengapa harus tikus? “Pemakaian tikus sebagai objek penelitian ini bukan tanpa alasan. Ada tiga hal yang bekerja pada DM, ayitu hiperglikemia, hiperlipidemia dan hiperinsulinemia.

Tikus adalah objek penelitian yang tidak terpengaruh dengan hiperinsulinemia dan hiperlipidemia, sehingga fokus penelitian terhadap hiperglikemia dapat terus terjaga,” katanya.

Namun demikian, dalam pelaksanaannya, penelitian itu tidak berjalan mulus. Masalah timbul ketika harus menggunakan nitrogen cair untuk menympan organ dalam tikus pada suhu minus 70 derajat celcius, padahal nitrogen cair adalah bahan kimia yang mahal harganya. Untuk mensiasati kendala ini, lalu ia mencampurkan dua senyawa (ia enggan menyebutkan senyawa tersebut) sehingga memiliki temperatur minus 70 derajat celcius dan dapat membekukan air dalam tempo 10 detik.”Ada untungnya juga melakukan penelitian ini, saya menjadi mendapat banyak ilmu baru, “ katanya.

Namun kendala yang dihadapinyapun belum surut. Vitamin E, sebagai komponen penting dalam penelitian ini, tidak mudah didapatkan bila dibutuhkan dalam jumlah besar. Untungnya, PT Landson bersedia membantunya dengan memasok vitamin E selama penelitian.

Syangnya, dalam percobaan kali inipun Barita kembali mengalami kegagalan. Tikus yang digunakan adalah berjenis wistar. Padahal, jenis ini survival ratenya sangat rendah. Sudah banyak tikus penelitiannya mengalami kematian akibat infeksi yang ditimbulkan dari poemberian vitamin E secara oral (dicekoki).

Ketika Barita mendiskusikan hal tersebut dengan seorang ahli di Belanda, ia malah ditertawakan. “Tidak ada seorang ahlipun di Eropa yang memberikan vitamin E pada tikus. Vitamin E yang diberikan secara alami melalui makanan sudah cukup,” ujarnya mengutip ucapan koleganya dari Belanda.

Semangatnya sempat runtuh kala itu. Untungnya, sebuah literatur mengenai tikus spregue dawley yang dibacanya dapat mendidihkan kembali semangatnya. Tikus jenis ini memiliki survival rate lebih tinggi. Saat itulah ia menghubungi badan POM untuk mendapatkan tikus tersebut dan mengubah topik penelitiannya menjadi efek dilatasi aorta pada tikus yang mendapatkan vitamin E dan yang tidak.

Untuk memperdalam ilmu yang berkenaan dengan penelitiannya tersebut, ia berangkat ke Malang untuk menggali ilmu lagi. Berkat bantuan Prof. Dr. Mulyo Hadi Ali, PhD, mantan Ketua Departemen Farmakologi, ia berangkat ke Malang dan belajar lebih banyak lagi.

Belum lagi hasil didapat, masalah lain muncul. Ia harus memutar otak bagaimana mencampur vitamin E 250 mg, 500 mg, dan 100 mg dengan ke dalam pakan 1.000 gram dan harus mendapat konsentrasi yang merata. Berhari-hari ia mencoba mencari pemecahannya dengan mengunjungi beberapa perusahaan farmasi. Dan, mereka semua angkat tangan.

Akhirnya, ia menghubungi Cynar untuk mendapatkan informasi bagaimana caranya mencampur vitamin E.
Namun, jawabannya yang didapatkan tidak dapat menyelesaikan masalah.

Ia tidak menyerah. Informasi dari berbagai sumber terus dicarinya. Sampai akhirnya, titi terang didapat ketika ia menghubungi Bagian Teknologi Pangan Universitas Indonesia: vitamin E harus dicampur dengan minyak goreng kemudian dengan pakan tikus.

Dari hasil penelitian itu dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu vitamin membnerikan efek perlindungan bermakna terhadap relaksasi aorta pada minggu ke 20 untuk kelompok yang telah diberikan vitamin E dari 0 minggu sampai 20 minggu. Efek perlindungan tidak didapatkan pada kelompok yang diberikan vitamin E di minggu ke 12 dengan masa pemberian 8 minggu. Pemberian dosis vitamin E antara 250 mg/kg pakan, 500 mg/pakan, 1.000 mg/kg pakan tidak memberikan perbedaan yang bermakna terhadap relaksasi aorta. Semakin tinggi kadar vitamin E plasma, semakin baik respons relaksasi aorta.

Pemberian vitamin E, dalam hal ini d-alpha tokoferil asetat, memberi pengaruh positif terhadap peroksidasi lipid yang terlihat dengan menurunnya MDA (methylenedioxyamphetamine) plasma. Efek positif terlihat pada relaksasi aorta. Terutama apabila vitamin ini diberikan sejak awal DM atau pada saat disfungsi endotel pada minggu ke 6 pemberian d-alpha tokoferil asetat pada keadaan disfungsi endotel yang sudah parah tidak akan bermanfaat.

Bagaimana dengan dosis vitamin Epada manusia? Bagaimana dengan RDA (dosis harian yang dianjurkan).
Bisa diterima jika timbul pertanyaan “Apakah pemakaian vitamin E selama bertahun-tahun tidak menimbulkan efek negatif? Apalagi vitamin E yang larut dalam lemak banyak tertimbun di jaringan.
RDA yang dianjurkan oleh Komite Gizi Amerika adalah 15 mg/hari. Angka ini hanya berdasarkan jumlah kandungan vitamin E yang ada di dalam menu makanan sehari hari orang Amerika. Menurut penelitian di Amerika tidak dijumpai definisi vitamin E dengan menu tersebut, jadi dosis 15 mg/hari dianggap cukup. Komite tersebut tidak mempertimbangkan lebih jauh dosis vitamin E yang lebih tinggi yang mungkin dapat mencegah atau mengurangi proses penyakit lain.

Dari kepustakaan pemberian vitamin E selama 4 tahun terus menerus ternyata aman. Namun demikian penelitian pemberian vitamin E selama 10 tahun memang belum ada.

Secara umum dapat dikatakan bahwa mereka mempunyai trait diabetes mungkin saja dapat memperoleh manfaat memakai suplemen vitamin E begitu mengetahui adanya gangguan pada intoleransi glukosa. Namun, diatas semua itu pilihan menjaga berat badan, hidup aktif, tidak merokok serta berolahraga teratur masih tetap merupakan pilihan utama. (Ethical Digest, vol 2, No.3 Mei 2004 halaman 64) 

Monday, March 19, 2012

Hanya Sepenggal Cerita Galau di Malam Minggu

Kamu tau?

Kamu itu lucu, penerang dalam malam-malamku yang sepi. Adakah yang sudah menghiasi hatimu saat ini? Kuharap aku adalah orangnya. Jika tidak, aku bisa berbuat apa benderang? Paling hanya menangis sesenggukan, disertai hati yang pecah dan kering kerontang, sambil melihat punggungmu yang berlalu tanpa menoleh pada rona malam.

Ya, akulah rona malam, dia gelap dan sunyi tanpa ada benderang. Dan benderang itu adalah kamu sayang ..

Maaf, aku terlalu takut untuk memberikan seluruh hatiku padamu, aku ini pengecut.. ya, aku tau itu.. aku hanya tak ingin hancur hanya karena ditinggal pergi olehmu, aku hanya tak ingin menyerah pada kata munafik seperti “cinta” yang selalu dituhankan dimana-mana. Tapi sekarang? Bodohnya aku ini, aku hanya diam melihatmu pergi, terkesiap menyaksikan hatiku hancur sendiri. Percuma!! Walau sekencang apapun aku meremas bajuku, sesering apapun kuteteskan air mataku, sesulit apapun masa yang kuhadapi tanpamu, sesak ini takkan hilang, yang ada hanya kamu yang terus membayangi pikiran.

Kamu tau?

Kita ini Mars dan Venus, terlalu berbeda untuk jadi satu. Bahkan aku tak percaya dengan cerita-cerita klise yang selalu dielu-elukan teman-temanku. “Cinta bisa mengatasi segala perbedaan” katanya. Apa benar? Kenapa bagiku kata-kata itu sinetron sekali rasanya tuan? Kenyataan yang ada sangat berbeda dengan cerita-cerita khayalan. Aku tak sedewasa yang aku kira, dan kamu tak mengerti, begitu juga sebaliknya. Kita ini terlalu rapuh, lemah pada apa yang membuat kita satu. Tapi mau bagaimana, hatiku telah dicuri olehmu sampai tak tersisa, sampai aku tak punya apa-apa lagi sekarang..

Ya, aku adalah putri yang hilang dalam kegelapan, dan kamu adalah penyelamatnya

Maaf, aku telalu lemah untuk selalu bertahan dengan rapuhnya kamu. Aku terlalu egois untuk mengakui kecintaanku padamu, bahkan aku terlalu sombong untuk menangis di depanmu. Sekarang, duniaku berhenti berputar, bahkan aku tak becus mengerjakan pekerjaan ringan, selalu saja ada yang salah di tengah jalan. Aku selalu limbung, mataku sipit dan bengkak di sekitarnya, wajahku kacau penuh bekas air mata, ahh.. aku tak tau bagaimana dia bisa terus mengalir tanpa kupinta, jikalau waktu telah lelah menghimpitnya, dia akan berhenti sejenak, lalu mengalir lagi di menit yang berbeda.

Kamu tau?

Kamu itu penyebab rindu, sampai dia lelah terus menunggu, pembuat marathon dalam jantung hatiku. Waktu bagai musuh bebuyutan dalam agenda kita, pertanda akan ada perpisahan dan jeda. Ah mengapa kamu tak berubah jadi jam tanganku saja, yang selalu bisa kubawa-bawa tanpa takut pada hilangnya kebersamaan kita. Saat kamu kikuk melihat wajahku yang malu, kamu selalu menggosok-gosok hidungmu, wajahmu ikut memerah, dan kamu selalu pura-pura sibuk melihat kesana-kemari tanpa pernah melepas genggaman tanganmu padaku.

Ya, akulah bumi yang membutuhkan matahari, dan matahari itu adalah kamu..

Maaf, aku hanya bisa berteriak pada malam itu, berharap saat itu hanya salah satu mimpi burukku dan aku akan terkesiap, terbangun dengan terengah-engah. Namun, seberapa kencang aku berteriak pun, aku tak kunjung bangun, apa yang salah denganku? Mengapa duniaku berbalik 180 derajat tanpa aku mau? Padahal kamu telah berusaha menarik tanganku,membuatku jatuh dalam pelukanmu.. untuk terakhir kali, jikalau memang semua ini telah berakhir..

Kamu tau?

Kamu adalah pembuat senyum dalam hari-hari penatku, aku selalu membuat alasan palsu hanya untuk bertemu denganmu, aku selalu bilang kalau aku ingin belajar bersama dengan teman-teman, padahal aku hanya ingin melihat wajahmu walaupun hanya sebentar. Memandang kerlingan matamu saat menggodaku, merasakan sentuhan tanganmu saat kamu membelai sayang kepalaku, mendengar suaramu walau kamu akan mengomel karena aku selalu pulang larut malam,

Ya, aku adalah pluto-mu, dan kamu adalah mars-ku

Maaf, sepertinya aku akan menangis lagi malam ini. Entah sudah berapa banyak air mata yang jatuh sia-sia, aku tak peduli lagi! Karena hatiku ini telah layu, kosong tak bersisa, yang ada hanya luka menggores dimana-mana. Apa kabarmu disana sayang? Apakah hatimu sama matinya seperti aku? Ahhhh.. bahkan aku tak berani membayangkan jika perasaanmu telah hilang. Aku bisa mati! Saking tak ada arah yang ingin aku tentukan, lalu bagaimana ini? Bagaimana nasib hatiku nanti? Bagaimana jika dia tak bisa terobati? Aku tak ingin tidur malam ini, terlalu takut untuk bertemu denganmu.. dalam mimpi burukku yang ke sekian kali …

Cerita Galau

Semua bermula ketika mataku menangkap bayanganmu, ntah kenapa walaupun belum mengenalmu, aku merasa tertarik padamu. Sejak itu sorot mataku tak pernah lepas dari bayangmu. Semua yang kau lakukan selalu tertangkap oleh mataku. Sampai saat aku sadar, bahwa kau memperhatikan seseorang, seorang wanita yang mungkin kau cintai.

Ntah apa yang terjadi, aku memberanikan diri bertanya padamu. Kau diam dan berusaha menentang pertanyaanku. Tapi aku tau dari raut merah wajahmu, mengatakan bahwa dia benar-benar wanita istimewa dihatimu.

Melihat itu semua, aku hanya bisa tersenyum. Aku kira semua sudah berakhir, aku tinggal mundur perlahan. Tetapi kamu malah meminta bantuanku untuk memberikan masukan, agar dia bisa jatuh hati padamu. Dan dengan bodohnya aku berkata “ya”.

Sejak saat itu, hubunganku denganmu semakin dekat. Aku sampai berpikir, bahwa aku mengetahui suatu rahasia yang hanya diketahui antara kita berdua. Sedikit demi sedikit rasa tertarikku padamu berkembang menjadi cinta. Rasa cintaku tumbuh tanpa meminta izin terlebih dahulu padamu.

Tapi aku sama sekali tidak ingin menyampaikannya padamu. Karena detik-detik yang kita habiskan bersama sudah lebih dari cukup. Lagipula aku tau diri, kita bersama karena ada “dia” diantara kita.

Mungkin sudah tiba saatnya, kau memberanikan diri untuk mendekatinya. Membuat waktu yang kita habiskan berdua semakin sempit, tidak apa. Aku sudah bertekad untuk mendukungmu.

Semakin hari kau semakin tergila-gila padanya. Mungkin karna kamu sudah lebih mengenalnya. Ada sedikit rasa cemburu. Tapi tidak akan ku biarkan cemburu itu berubah menjadi batu penghancur persahabatan kita.

Hari ini kau menghubungiku, sedikit bahagia, karena sudah lama aku tidak melihat namamu di layar ponselku. Kau berkata ada sesuatu yang ingin kau sampaikan. Tentu saja aku tau pasti tentang “dia”.

Tempat seperti dugaanku, “dia”. Katamu, besok kau akan mengungkapkan perasaanmu padanya. Hanya saja, ada sedikit keraguan dan ketakutan akan kemungkinan yang terjadi, diterima atau ditolak? Aku berusaha untuk tetap tenang. Satu satunya kata yang terbersit dikepalaku hanyalah, senyuman.

Dengan senyuman aku berkata, “Tenang, aku memang tidak bisa banyak membantu, hanya saja jika kamu merasakan ketakutan saat menyatakan cintamu, aku pasti akan memberikan seluruh keberanianku padamu, tutup matamu dan coba ungkapkan padanya. Aku yakin keberanianku pasti akan tersampaikan padamu.” Setelah mendengar kata kataku dia tertawa dan memelukku. Mungkin itu bukan apa-apa untuknya, tapi tidak bagiku.

Tampangmu tidak buruk, kamu juga pintar. Ntah kenapa aku yakin dia pasti menerimamu. Tapi apapun jawabannya aku hanya bisa menunggu.

Hari itupun tiba, ponselku berdering, namamu tertera dengan indah dilayar ponselku. Aku menyiapkan diri untuk semuanya. Aku menekan tombol terima panggilan. Terdengar nada bahagia yang mengatakan “happy ending”.

Tanpa sadar, aku mengatakan “maaf jika aku akan membuatmu bimbang, tapi aku hanya ingin mengatakan perasaan yang harus disampaikan. Aku mencintaimu, walaupun tau aku akan ditolak. Aku tetap mencintaimu. Selamat, semoga kau bahagia bersamanya.” Aku menutup telepon secara sepihak.

Sadar bahwa aku tidak akan mengangkat teleponmu, kamu mengirimi pesan singkat yang berisi, “aku sedikit terkejut dengan perasaanmu padaku, tapi aku tidak akan mungkin membalas perasaanmu. Maaf”

Perasaan sepihak memang menyakitkan ya, tanpa terasa air mataku mengalir.

Sunday, March 18, 2012

Cerita Galau, Labil Dijadikan Alasan

Cerita galau, bukan kok cuman buat sensasi sebagai kulit luar dari tulisan saya kali ini. Cerita galau yang membalut point dari Labil dijadikan Alesan yang akan aku curahkan kali ini, dimana kebiasaan para remaja yang keseringan menyalahkan akukan masih labil jadi wajar donk kalau galau. Hellow sobat, kawan dan teman teman saya setanah air, ini bukan jamannya lagi alesan buat menjadi lebih baik. Pernah dengar ini pastinya “dimana langkah anda saat ini menentukan langkah anda berikutnya” nah pasti juga tahu yang satu ini juga “mulutmu harimaumu” tuh udah jelaskan dua perumpaa pembuka bisa mengingatkan kalian untuk lebih baik lagi dalam mengungkapkan sebuah kata aplagi kata tersebut berunsur “alasan“. Sudah sudah nggak perlu terpuruk kalau kebanyakan alasan, memang alasan itu mudah kok diucapkan untuk menghindari hal yang kurang kita sukai dalam mengerjakannya. Tapi kalau alasan selalu dijadikan tameng dalam memajukan pribadi yang lebih baik lagi bisa jadi bomerang di waktu yang akan datang.

Nah dengan keadaan kalian yang masih remaja biasanya suka mencoba coba hal baru, entah itu kegiatan yang sifat nya positif hingga yang kurang positif dicoba oleh kalian para remaja yang masih menduduki masa labil itu. Memang labil itu apa? tenang labil itu masa dimana anda memasuki kawasan Trotzalter kalau belum tahu bisa baca tulisan saya tentang Masa Trotzalter nah pada masa itu kalian akan sedikit bandel, inget lo cuman bandel bukan nakal yang berlebihan, kalau dimasa kalian sudah nakal maka kalian sudah mengalami kesalahan dalam pergaulan. Bandel adalah kata yang pas menurut saya untuk mengapresiakan diri anda pada waktu menjalani masa itu, karena secara sadar anda melakoni kegiatan itu entah untuk mencari jati diri maupun untuk diakui keberadaan kalian disuatu lingkungan tersebut.

Yach ceritanya jadi gak galau lagi nih, tunggu – tunggu jangan diterusin kalau mau jadi galauers seperi pada tulisan tulisan sebelumnya memang jarang saya mengungkap suatu permasalahan secara galau, mungkin secara lebay iya kan blogger itu lebay nggak kok cuman becanda, yang betul Blogger itu narsis seperti yang diungkapkan pada Blogger Nusantara 2011 yang lalu. Lanjut lagi ceritanya biasanya keadaan Labil menjadikan anda cepat marah dan cepat pula dingin nah posisi tersebut terkadang akan terungkap ketika kalian (maksudnya di list pertemanan facebook saya) sering kali 1 jam yang lalu update dengan nada do tinggi lalu ketika saya buka beranda facebook sudah menjadi nada do rendah, dan perlu diingat bahwa itu sering kali saya pantau melalui beranda facebookku, dan seringkali menjadi inspirasi saya untuk membuat tulisan diblog – blog saya.

Entah tulisan kali ini mengena endak terhadap hati – hati yang pilu karena cinta jiah cinta lagi, bukan salah itu. Semoga tulisan ini mengena terhadap hati hati yang galau karena ingin di akui keberadaannya dimasa labil dan alasan bukan satu satunya jalan untuk tidak menerima sebuah keadaan yang menjadikan kalian lebih baik lagi. Ayo kawan majukan pribadi kalian yang siap menjadi sempurna dan naikkan derajat kalian dengan menambah wawasan dan prestasi dibidang yang kalian sukai.

Setuju????